SEX PISTOLS: BIOGRAPHY Sex Pistols: BIOGRAFI Amidst the chaos that was the Sex Pistols, it's often overlooked just what a great band they are, and what great records they made. Di tengah kekacauan itu adalah Sex Pistols, itu sering diabaikan hanya apa sebuah band besar mereka, dan apa yang besar catatan mereka buat. The Sex Pistols are no ordinary band; their story is long and complicated, and not without its casualties. Sex Pistols ada band biasa, cerita mereka panjang dan rumit, dan bukan tanpa korban nya. Without them popular culture in the last 30+ years would be very, very different. Tanpa mereka budaya populer di 30 terakhir + tahun akan sangat, sangat berbeda. The Pistols didn't just kick down doors; they kicked them off the wall. Pistols tidak hanya menendang ke pintu, mereka menendang mereka dari dinding. For a band who (really) only released one album and four singles, they spawned a sea of imitators; and still do to this day. Untuk band yang (sebenarnya) hanya merilis satu album dan empat single, mereka melahirkan lautan peniru, dan masih lakukan untuk hari ini. Not bad for a band that supposedly couldn't play. Tidak buruk untuk sebuah band yang seharusnya tidak bisa bermain. Yeah right! Ya benar! The Sex Pistols could certainly play; one listen to their ferocious slab of raw rock and roll will soon tell you that. Sex Pistols tentu bisa bermain, satu mendengarkan pelat ganas mereka rock and roll mentah akan segera memberitahu Anda bahwa. Despite claims from New York, the Sex Pistols are the true originators of punk; no one else had their attitude, balls, or honesty. Meskipun klaim dari New York, Sex Pistols adalah pencetus benar punk; tidak ada orang lain memiliki sikap mereka, bola, atau kejujuran. The Pistols were inspired by anger and poverty, not art and poetry. "An imitation from New York, you're cheese and chalk…" Pistols diilhami oleh kemarahan dan kemiskinan, bukan seni dan puisi. "Sebuah imitasi dari New York, kau keju dan kapur ..." There never was a punk movement. Tidak pernah ada gerakan punk. There was the Sex Pistols and there was the rest. Ada Sex Pistols dan ada sisanya. The Sex Pistols ARE punk; the rest are "punk rock". Sex Pistols ADALAH punk, sisanya adalah "punk rock". Big difference… Perbedaan besar ... History is blatantly being re-written. Sejarah adalah terang-terangan sedang ditulis ulang. Fabrications are constantly spouted that when The Ramones came to England in 1976 the Sex Pistols turned up at their first show at London, Roundhouse, and asked them how to form a band. Fabrikasi terus-menerus menyemburkan bahwa ketika The Ramones datang ke Inggris pada tahun 1976 Sex Pistols muncul di pertunjukan pertama mereka di London, Gedung Bundar, dan meminta mereka bagaimana membentuk sebuah band. Get it right. Bisa melakukannya dengan benar. On that very night - July 4th 1976 - the Sex Pistols played the Black Swan, Sheffield (over 260 kilometres away!) and had regularly been playing live for over 8 months. Pada malam itu - Juli 1976 4 - Sex Pistols memainkan Black Swan, Sheffield (lebih dari 260 kilometer!) Dan telah secara teratur telah bermain hidup selama lebih dari 8 bulan. For 30 years the Pistols have had to put up with these kind of lies and petty jealousies. Selama 30 tahun Pistols harus memasang ini dengan jenis kebohongan dan kecemburuan kecil. There is always someone, somewhere, trying to undermine them. Selalu ada seseorang, di suatu tempat, mencoba untuk melemahkan mereka. But so what? Tapi jadi apa? It just proves they were doing something right in the first place. Itu hanya membuktikan mereka melakukan sesuatu yang benar di tempat pertama. The band that would become the Sex Pistols originally began in 1972 when school-friends Steve Jones and Paul Cook decided to form a band; Glen Matlock later joined in 1974. Band yang akan menjadi Sex Pistols awalnya dimulai pada tahun 1972 ketika sekolah-teman Steve Jones dan Paul Cook memutuskan untuk membentuk sebuah band; Glen Matlock kemudian bergabung pada tahun 1974. Disillusioned by the bloated progressive-rock and hippie music scene of the time, the fledgling Pistols took their musical inspiration from the 60s mod and rock n roll of The Who and The Small Faces. Kecewa dengan rock progresif kembung-dan adegan hippie musik waktu, Pistols pemula mengambil inspirasi musik mereka dari mod 60s dan rock n roll The Who dan The Small Faces. However, it wouldn't be until 1975 and the arrival of John Lydon that the band took on a whole new level. Namun, tidak akan sampai tahun 1975 dan kedatangan John Lydon bahwa band itu pada tingkat yang baru. Steve Jones had spotted someone who looked "a bit different" in Malcolm McLaren's clothes shop. Steve Jones melihat seseorang yang tampak "sedikit berbeda" di Teman pakaian toko Malcolm McLaren. Bernie Rhodes, one of McLaren's associates, spotted the same guy on London's Kings Road; complete with hacked green hair and a homemade "I HATE Pink Floyd" T-shirt. Bernie Rhodes, salah satu rekan McLaren, melihat orang yang sama di London Kings Road, lengkap dengan rambut hijau hack dan buatan sendiri "Aku BENCI Pink Floyd" T-shirt. Sacrilege at the time. Penghujatan pada saat itu. Malcolm McLaren-who had become the band's (mis)manager by this time-persuaded the reluctant and cynical John Lydon to audition in his shop. Malcolm McLaren-yang telah menjadi (mis) manajer band saat ini-membujuk John enggan dan sinis Lydon untuk audisi di tokonya. Miming to Alice Cooper's "Eighteen" in front of a jukebox, Lydon launched into a series of self-mocking fits, hunches, and weird dances, while the others fell about laughing. Miming ke Alice Cooper's "Delapan belas" di depan jukebox, Lydon meluncurkan serangkaian cocok mengejek diri, firasat, dan tarian aneh, sementara yang lain jatuh tentang tertawa. However, deep down they knew they had found their man, someone who could help vocalize their thoughts. Namun, deep down mereka tahu bahwa mereka telah menemukan laki-laki mereka, seseorang yang bisa membantu menyuarakan pikiran mereka. Lydon was an individual of the highest order. Lydon adalah individu urutan tertinggi. He looked and sounded like no one else on earth, and due to a childhood bout of meningitis, he had a stare that would kill! Dia tampak dan terdengar seperti ada orang lain di bumi, dan karena serangan meningitis masa kanak-kanak, ia memiliki tatapan yang akan membunuh! The perfect front-man, apart from the fact he couldn't sing. Bagian depan manusia sempurna, terlepas dari fakta ia tidak bisa menyanyi. But what did that matter, when he had something to say… The Sex Pistols soon started rehearsing, with Lydon (soon to be dubbed Rotten on account of his decaying teeth) providing the lyrics, and Matlock and/or Jones providing the music. Tapi apa yang penting, ketika ia mengatakan sesuatu ... The Sex Pistols segera mulai berlatih, dengan Lydon (segera akan dijuluki Rotten karena giginya membusuk) menyediakan lirik, dan Matlock dan / atau Jones menyediakan musik. One look at this mixture of madmen and working class delinquents told you they weren't going to be just any other band. Satu lihat ini campuran orang gila dan kenakalan kelas pekerja bilang mereka tidak akan sembarang band lainnya. Having made their live debut as quickly as November 1975, by early 1976 the band began playing live more regularly; playing anywhere that would take them. Setelah membuat debut hidup mereka secepat November 1975, dengan awal tahun 1976 band ini mulai bermain hidup lebih teratur, bermain di mana saja yang akan membawa mereka. This was a time where your haircut and clothes could get you into serious trouble. Ini adalah waktu di mana potongan rambut dan pakaian Anda bisa membuat Anda menjadi masalah serius. With their unique look and sound, the Sex Pistols were such a bolt out of the blue that they would often find themselves in physical danger. Dengan melihat mereka yang unik dan suara, Sex Pistols itu seperti baut dari biru yang mereka sering akan menemukan dirinya dalam bahaya fisik. They would regularly have to fight their way to their van after having the plug pulled on them! Mereka secara rutin harus berjuang jalan ke van mereka setelah steker menarik mereka! However, they soon started to attract a following of like-minded souls, some of whom were later nicknamed the "Bromley Contingent", and would include the likes of Susan Dallion (aka Siouxsie Sioux) and William Broad (aka Billy Idol). Namun, mereka segera mulai menarik berikut jiwa seperti-minded, beberapa di antaranya kemudian dijuluki "Bromley Kontinjensi", dan akan termasuk orang-orang seperti Susan Dallion (alias Siouxsie Sioux) dan William Broad (alias Billy Idol). Everywhere the Pistols would play, the majority of the audience just didn't 'get it'. Di mana-mana Pistols akan bermain, mayoritas penonton hanya tidak 'mendapatkannya'. They thought the band couldn't play, John couldn't sing and they looked awful. Mereka berpikir band ini tidak bisa bermain, John tidak bisa menyanyi dan mereka tampak mengerikan. But there was a small percentage of the crowd they got through to. Tapi ada persentase kecil dari kerumunan mereka sampai sampai. The Sex Pistols affected everyone they saw, whether it was a positive or negative reaction. Sex Pistols semua orang terpengaruh mereka melihat, apakah itu reaksi positif atau negatif. They always got a reaction. Mereka selalu mendapat reaksi. It wasn't long before they came to the attention of record companies; the ever-ambitious Sex Pistols together with Malcolm McLaren's entrepreneurial (aka blagging) skills had no intention of signing to a small label. Itu tidak lama sebelum mereka datang ke perhatian perusahaan rekaman, Sex Pistols yang selalu ambisius bersama dengan kewirausahaan (blagging alias) Malcolm McLaren keterampilan tidak berniat penandatanganan ke label kecil. They wanted the biggest and best. Mereka ingin terbesar dan terbaik. EMI eventually won the war. EMI akhirnya menang perang. The band signed for £40,000 on October 8th 1976. Band menandatangani £ 40.000 pada 8 Oktober 1976. A recent composition penned by Rotten was set to be their debut single, ' Anarchy in the UK '! Sebuah komposisi baru-baru ini ditulis oleh Rotten ditetapkan menjadi debut single, " Anarchy di Inggris '! Like his stage presence, Rotten wasn't scared of saying, or doing, anything. Seperti keberadaan panggung, Rotten tidak takut untuk mengatakan, atau melakukan, apa saja. He was more than happy to sow seeds of discontent. Ia lebih dari senang untuk menabur benih ketidakpuasan. 'Anarchy in the UK' was eventually released November 26th, 1976; much to the bewilderment of the mainstream music press. 'Anarki di Inggris' akhirnya dirilis 26 November 1976, banyak yang bingung pers musik mainstream. December 1st, 1976 changed the Sex Pistols and the music scene forever. 1 Desember 1976 mengubah Sex Pistols dan musik selamanya. After the group Queen had to cancel at short notice, EMI booked the Pistols to appear on the 'Today' TV show, hosted by one Bill Grundy. Setelah kelompok Ratu terpaksa membatalkan dalam waktu singkat, EMI membukukan Pistols untuk tampil di acara TV 'Hari ini', yang diselenggarakan oleh satu Bill Grundy. A notorious drunk, Grundy had no time for these young upstarts. Sebuah mabuk terkenal, Grundy tidak punya waktu untuk ini upstarts muda. Treating the Pistols and their entourage with nothing short of thinly veiled contempt, he proceeded to goad them into swearing. Mengobati Pistols dan rombongan mereka dengan tidak kekurangan penghinaan terselubung, ia melanjutkan untuk mendorong mereka ke dalam pengambilan sumpah. Pre-empted by an apparent slip from Rotten, Steve Jones called Grundy's bluff and launched into a stream of F-words. Pra-empted oleh slip jelas dari Rotten, Steve Jones disebut menggertak Grundy dan diluncurkan ke aliran dari F-kata. Unbeknownst to the band, the show was being broadcast live throughout London. Tanpa sepengetahuan band, acara itu disiarkan langsung di seluruh London. Not that it would have stopped them anyway. Bukan berarti itu akan menghentikan mereka tetap. Grundy was one of the first people to learn not to fuck (sorry, rude word) with the Sex Pistols… The following day the Pistols were headline news up and down the country. Grundy adalah salah satu orang pertama yang belajar untuk tidak bercinta (maaf, kata kasar) dengan Sex Pistols ... Pada hari berikutnya Pistols adalah headline berita atas dan ke bawah negara. "Punk-Rock", as it had been christened, had reached the masses. "Punk-Rock", seperti yang telah dibaptis, telah mencapai massa. By early January 1977, EMI had buckled to internal pressure and sacked the Pistols. Pada awal Januari 1977, EMI telah melengkung dengan tekanan internal dan memecat Pistols. Honoring their £40,000 contract in full. Menghormati mereka £ 40.000 kontrak secara penuh. Around this time tensions between Matlock and Rotten came to boiling point. Sekitar waktu ini ketegangan antara Matlock dan Rotten datang ke titik didih. They were the proverbial "Chalk and Cheese". Mereka adalah pepatah "Kapur dan Keju". Matlock was steeped in rock and roll tradition, while Rotten clearly wasn't. Matlock murka dalam tradisi rock and roll, sementara Rotten jelas tidak. Glen officially left by "mutual consent" in February 1977, with McLaren then claiming he was sacked because, "He liked the Beatles." Matlock would later team-up with the band for the 1996 'Filthy Lucre' World Tour. Glen resmi ditinggalkan oleh "kesepakatan bersama" pada bulan Februari 1977, dengan McLaren kemudian mengklaim dia dipecat karena, Dia menyukai The Beatles. "Matlock" kemudian tim-up dengan band untuk tahun 1996 'fulus' World Tour. Steve and Paul had been friends for years, and John saw his chance to even up the score by bringing in his old friend John Simon Ritchie/Beverley, aka Sid Vicious . Steve dan Paul sudah berteman selama bertahun-tahun, dan Yohanes melihat kesempatan untuk bahkan sampai skor dengan membawa dalam Yohanes itu teman lama Simon Ritchie / Beverley, alias Sid Vicious . Sid was one of the earliest Pistols fans; he loved the band, and couldn't wait to join. Sid adalah salah satu penggemar Sex Pistols awal, ia mencintai band, dan tidak bisa menunggu untuk bergabung. Despite being practically unable to play bass! Meskipun praktis tidak bisa bermain bass! A&M Records became the Pistols' new label, and their next single was to be ' God Save The Queen ', John Rotten's alternative National Anthem. A & M Records menjadi menjadi 'the' Pistols baru label, dan mereka tunggal berikutnya adalah God Save The Queen , 'Rotten's alternatif John Lagu Kebangsaan. To announce the A&M deal, the band staged a mock signing outside Buckingham Palace. Untuk mengumumkan kesepakatan A & M, band ini menggelar penandatanganan mock luar Istana Buckingham. However, after a drunken celebration at the A&M offices - and probably another mixture of cold feet - the band soon found themselves without a record deal yet again. Namun, setelah sebuah perayaan mabuk di kantor A & M - dan mungkin lain campuran kaki dingin - band segera menemukan diri mereka sendiri tanpa kontrak rekaman lagi. Only ten days after they signed to A&M, the Sex Pistols were sacked! Hanya sepuluh hari setelah mereka masuk ke A & M, Sex Pistols dipecat! Finding them £75,000 richer in the process. Menemukan mereka lebih kaya £ 75.000 dalam proses. The next record company headhunt ended with them reluctantly signing to Richard Branson's Virgin Records in May 1977. Para headhunt catatan berikutnya perusahaan berakhir dengan penandatanganan mereka enggan untuk Records Richard Branson's Virgin Mei 1977. Just in time for the Queen's 25th Silver Jubilee. Hanya dalam waktu 25 sang Ratu Silver Jubilee. The nation was gripped by Royal fever. Bangsa dicengkeram oleh demam Royal. The Queen was a national treasure. Ratu adalah harta karun nasional. Everyone loved her, everyone except the Sex Pistols. Semua orang mencintainya, semua orang kecuali Sex Pistols. Or did they? "We love our Queen…" Ataukah mereka "? Kami" cinta kita Ratu ... The release of 'God Save The Queen' sent shockwaves up and down the country. Pelepasan Gelombang 'God Save The Queen' dikirim atas dan ke bawah negara. The band also had a perfect collaboration with Jamie Reid on artwork. Band ini juga memiliki sebuah kolaborasi yang sempurna dengan Jamie Reid pada karya seni. This was Britain 1977 long before Diana, Fergie, Edward and the likes had exposed the Monarchy for what they were. Inggris 1977 ini jauh sebelum Diana, Fergie, Edward dan sejenisnya telah terkena Monarki untuk apa yang mereka. No one had ever spoken up so publicly about them. Tidak seorang pun pernah berbicara supaya publik tentang mereka. The nation was up in arms. bangsa itu di lengan. Government Members of Parliament even called for the band to be hung at London's Traitors' Gate! Pemerintah Anggota Parlemen bahkan disebut untuk band ini untuk digantung di Gate London pengkhianat '! Some shops even refused to admit GSTQ existed. Beberapa toko bahkan menolak untuk mengakui GSTQ ada. Read all about it… Baca semua tentang hal itu ... Since the Bill Grundy controversy, the band had been public enemy #1, but that all paled into insignificance by the protest that met them after Jubilee week. Karena kontroversi Bill Grundy, band ini telah musuh publik # 1, tetapi bahwa semua memucat menjadi tidak penting oleh protes yang bertemu mereka setelah minggu Jubilee. Even though it technically out-sold the Number 1 record of the week—'The First Cut is the Deepest' by Rod Stewart—'God Save The Queen' peaked at Number 2. Meskipun secara teknis out-menjual Nomor 1 catatan minggu-'The Pertama Cut adalah Terdalam 'oleh Rod Stewart-'God Save The Queen' memuncak pada Nomor 2. The powers-that-be refused to acknowledge it but the Sex Pistols were Number 1. Kekuasaan-yang-akan menolak untuk mengakui, tapi Sex Pistols yang Nomor 1. This wasn'ta conspiracy theory, this was for real. Ini teori konspirasi wasn'ta, ini adalah untuk nyata. While many "punks" and perhaps even the odd journalist, might have supported the Sex Pistols' rallying cry against the Monarchy, only the Sex Pistols themselves had to fight it head on. Sementara banyak "bajingan" dan bahkan mungkin wartawan aneh, mungkin telah mendukung seruan Sex Pistols 'terhadap Monarki, hanya Sex Pistols sendiri harus melawannya kepala di. John Rotten and producer Chris Thomas were violently attacked by "supporters" of the Queen; with John being slashed several times. John busuk dan produser Chris Thomas dengan kekerasan diserang oleh "pendukung" dari Ratu; dengan John yang disayat beberapa kali. Paul Cook was also set upon with an iron bar. Paul Cook juga ditetapkan atas dengan batang besi. It was war! Itu adalah perang! Undeterred, the Pistols went onto release hit singles ' Pretty Vacant ' (July 2nd) and ' Holidays in the Sun ' (October 15th). Tidak terpengaruh, pergi ke Pistols merilis hit single ' Pretty Vacant '(2 Juli) dan' Holidays in the Sun '(Oktober 15). October 28th 1977 saw the release of the Sex Pistols' one and only true album ' Never Mind The Bollocks ', (that's Bollocks not BULLOCKS guys!). 28 Oktober 1977 merilis Sex Pistols 'satu-satunya album benar' Never Mind The omong kosong ', (itu bukan omong kosong guys lembu!). Pre-release orders were so high it immediately charted at Number 1. Pre-release order sangat tinggi segera memetakan di Nomor 1. Now considered one of the greatest albums ever, 'NMTB' towered above all the other thinly recorded "punk-rock" records of the time, the blistering guitars and scathing vocals inspired a generation to "Do It For Themselves." Sekarang dianggap salah satu album terbesar yang pernah, 'NMTB' menjulang tinggi di atas semua yang lain tipis dicatat "punk-rock" catatan waktu, terik gitar dan vokal pedas mengilhami generasi ke "Do It Untuk Sendiri." A record that would often be imitated but never surpassed… Sebuah catatan yang sering akan ditiru tetapi tidak pernah melampaui ... On the album's release, more controversy surrounded the band when police took exception to its title being displayed in a shop window. Pada rilis album, kontroversi lebih dikelilingi band ketika polisi mengambil pengecualian untuk judul yang ditampilkan di jendela toko. The band were charged with the obscure Indecent Advertising Act of 1889! Band ini didakwa dengan UU Periklanan jelas tidak senonoh tahun 1889! "Bollocks" is a slang name for testicles; however, the Pistols' lawyer proved that it was actually derived from a nickname for clergymen! "Omong kosong" adalah nama gaul untuk testis, namun, pengacara Pistols 'membuktikan bahwa itu sebenarnya berasal dari nama panggilan untuk pendeta! Bollocks was legal! Omong kosong adalah sah! Internal bickering in and around the band had reached a high point by this time, but rather than dealing with the unrest in the camp, McLaren distanced himself from the band, especially Rotten. bertengkar Internal dalam dan di sekitar band ini telah mencapai titik yang tinggi saat ini, tetapi lebih daripada berurusan dengan kerusuhan di kamp, McLaren menjauhkan diri dari band, terutama Rotten. However, there was to be one last hurrah in Huddersfield, England on Christmas Day 1977. Namun, ada menjadi salah satu hore terakhir di Huddersfield, Inggris pada Hari Natal 1977. The Pistols volunteered to play two shows for families of striking firemen: a matinee show for the kids and an evening show for the adults. Pistols mengajukan diri untuk memainkan dua menunjukkan untuk keluarga petugas pemadam kebakaran mencolok: show pertunjukan siang untuk anak-anak dan acara malam untuk orang dewasa. The kids loved the Pistols, they weren't interested in the media hype - like the band - they only wanted to have fun! Anak-anak menyukai Pistols, mereka tidak tertarik pada media hype - seperti band - mereka hanya ingin bersenang-senang! The band gave out presents; John was in charge of food duties, ending up in a huge 'Bugsy Malone' style pie-fight with the kids! Band ini membagi-bagikan hadiah, Yohanes bertanggung jawab atas tugas makanan, berakhir di gaya pie bertengkar besar 'Bugsy Malone'-dengan anak-anak! (It's not quite the band considered "subversive" by British intelligence (MI5) or the picture painted by the tabloid media, is it?). (Ini tidak cukup band dianggap "subversif" oleh intelijen Inggris (MI5) atau gambar yang dilukis oleh media tabloid, kan?). A US tour was arranged for January 1978. Sebuah tur AS telah diatur untuk bulan Januari 1978. Initially the band were refused entry to the States due to their criminal records, however, their visa problems were eventually sorted with the band only having to pull two shows from the tour. Awalnya band yang ditolak masuk ke Amerika karena catatan kriminal mereka, bagaimanapun, masalah visa mereka akhirnya diurutkan dengan band hanya memiliki untuk menarik dua menunjukkan dari tur. The Pistols being the Pistols, they decided not to play big American cities. Pistols menjadi Pistols, mereka memutuskan untuk tidak bermain kota-kota besar Amerika. Instead they opted to play a short series of dates in the Deep South of the country, in a selection of redneck venues throughout the likes of Memphis, Atlanta and Dallas. Sebaliknya mereka memilih untuk memainkan seri singkat tanggal di Deep South negara, dalam pemilihan tempat redneck seluruh seperti Memphis, Atlanta dan Dallas. These shows were probably the straw that broke the camel's back. Ini menunjukkan mungkin yang jerami yang mematahkan punggung unta. The pressure of touring, along with the mixture of in-fighting - together with McLaren's unwillingness to deal with the band as human beings - came to a head. Tekanan tur, bersama dengan campuran di-pertempuran - bersama dengan keengganan McLaren untuk menangani dengan band sebagai manusia - datang ke kepala. Sid's ever-increasing drug problem - and the fact he was the only person on the planet who couldn't see the irony in being called Vicious - didn't help the animosity between the group either. terus meningkat obat Sid masalah - dan fakta ia satu-satunya orang di planet ini yang tidak bisa melihat ironi di dipanggil Vicious - tidak membantu permusuhan antara kelompok baik. The alienation between the Pistols increased by the day, with things finally spiraling out of control at their last gig at San Francisco's, Winterland Ballroom on January 14th, 1978. Keterasingan antara Pistols meningkat dari hari ke hari, dengan hal-hal akhirnya berputar-putar di luar kendali di pentas terakhir mereka di San Francisco, Winterland Ballroom pada 14 Januari 1978. The band was on its last legs. Band ini di kaki terakhir. John was fucked with flu, Sid was fucked with drugs, and Cook and Jones were fucked with Sid and John. Yohanes fucked dengan flu, Sid sedang kacau dengan obat-obatan, dan Cook dan Jones fucked dengan Sid dan John. John Lydon eventually walked out on the others the following day, after trying in vain to get Jones to dump McLaren. John Lydon akhirnya berjalan keluar pada orang lain hari berikutnya, setelah mencoba dengan sia-sia untuk mendapatkan Jones untuk dump McLaren. The Sex Pistols as we knew them were no more… Sex Pistols seperti yang kita tahu mereka tidak lebih ... Sid Vicious' destructive relationship with his junkie girlfriend Nancy Spungen finally hit rock bottom on October 12th, 1978, when she was found murdered in their New York hotel room. merusak hubungan Sid Vicious 'dengan pecandu pacar Nancy Spungen nya akhirnya anjlok tajam pada tanggal 12 Oktober, 1978 ketika ia ditemukan terbunuh di kamar hotel mereka di New York. Sid was the main suspect. Sid merupakan tersangka utama. Whether he did it or not is still highly debatable. Apakah dia melakukannya atau tidak masih sangat bisa diperdebatkan. However, Vicious would never get the chance to clear his name as he fatally overdosed on February 2nd, 1979-most likely by accident-a day after his release on bail from New York's Rikers Island Prison. Namun, Vicious tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk membersihkan namanya saat ia fatal overdosis pada 2 Februari 1979-kemungkinan besar karena kecelakaan hari setelah dibebaskan dengan jaminan dari New York Rikers Pulau Penjara. Unfortunately, aged just 21, Sid Vicious ended up just another sex, drugs and rock and roll cliche. Sayangnya, hanya berusia 21, Sid Vicious akhirnya hanya lain seks, narkoba dan rock and roll klise. Everything he would have hated… Segala sesuatu ia akan membenci ... Post-Winterland, Rotten washed his hands of the Sex Pistols and moved on. Pasca-Winterland, Rotten mencuci tangan dari Sex Pistols dan pindah. Jones, Cook and Vicious kept the Sex Pistols name, releasing a series of singles between 1978-80 for use in McLaren's new 'movie' version of the Pistols story, 'The Great Rock n Roll Swindle'. Jones, Cook dan Vicious menyimpan nama Sex Pistols, melepaskan serangkaian single antara 1978-1980 untuk digunakan dalam 'film' yang baru versi McLaren dari kisah Pistols, "The Great Rock n Roll Swindle '. A story of how he allegedly manufactured the group and manipulated them to his wishes. Sebuah cerita tentang bagaimana ia diduga diproduksi kelompok dan dimanipulasi mereka untuk keinginannya. A story that, somewhat bizarrely, would be wildly believed by large sections of the media. Sebuah cerita itu, agak aneh, akan liar dipercaya oleh sebagian besar media. After winning back control of the band from McLaren in a drawn out court case, the band members got their chance to readdress the balance in the acclaimed 2000 Sex Pistols documentary ' The Filth and the Fury '. Setelah memenangkan kembali kendali band dari McLaren dalam kasus pengadilan keluar ditarik, anggota band mendapat kesempatan untuk readdress keseimbangan dalam Sex Pistols 2000 diakui dokumenter ' The Filth dan Fury '. As John stated, "Only the fakes survive…" Sebagai John menyatakan, "Hanya palsu bertahan hidup ..." After countless rumors, 1996 finally saw the original band return to play live again on the 'Filthy Lucre' World Tour. Setelah rumor tak terhitung, 1996 akhirnya melihat kembali band asli untuk bermain hidup kembali pada 'Lucre kotor' World Tour. The perfect antidote for the sickly Britpop of the time. Penangkal sempurna untuk Britpop sakit-sakitan waktu. The Sex Pistols would play almost as many gigs on this tour as they ever played in the 70s. Sex Pistols akan memainkan hampir sama banyak pertunjukan tur ini karena mereka pernah bermain di tahun 70-an. Despite being largely ignored or slighted by the press, the tour was a huge success with the band playing to an audience eager to see a legend that thousands had claimed to have seen; but in truth never had. Walaupun sebagian besar diabaikan atau diremehkan oleh pers, tur sukses besar dengan band bermain untuk penonton ingin melihat legenda yang telah ribuan mengklaim telah terlihat; tetapi sebenarnya tidak pernah. With the band's return to the public eye, British TV's bland 'Top of the Pops' show-which had banned the Pistols in the 70s-requested they play on the show. Dengan kembalinya band di mata publik, British TV hambar 'Top of the Pops' show-yang melarang Pistols di tahun 70-an-meminta mereka bermain di acara itu. The Pistols duly agreed, always willing to expose hypocrisy; while getting a platform to promote themselves. Pistols telah disepakati, selalu bersedia untuk mengekspos kemunafikan, sementara mendapatkan platform untuk mempromosikan diri mereka sendiri. The band always understood the need for promotion; the Pistols never bought into the pointless small-minded punk-rock ethic of bands' scared to push themselves in fear of "selling out". Band ini selalu memahami kebutuhan promosi; Pistols pernah membeli ke etika punk-rock gunanya kecil-berpikiran 'band takut untuk mendorong diri mereka sendiri dalam takut "menjual out". The Pistols always wanted to be the best at what they did. Pistols selalu ingin menjadi yang terbaik pada apa yang mereka lakukan. There's no point in playing to a handful of people if you're capable of playing to thousands... Tidak ada gunanya bermain untuk segelintir orang jika Anda mampu bermain kepada ribuan ... The 1996 tour wasn't without its controversy; the band found themselves banned from playing Northern Ireland on grounds of "blasphemous content"! Tur tahun 1996 bukan tanpa kontroversi tersebut; band ini menemukan diri mereka dilarang bermain Irlandia Utara dengan alasan "konten hujatan"! For some, the Sex Pistols were still too close to the bone to take... Untuk beberapa, Sex Pistols masih terlalu dekat dengan tulang untuk mengambil ... With the band's unfounded reputation of violence going before them, John Lydon has commented, "We have never had problems with our audience and we play some of the toughest places on earth, with crowds whose violent potential cannot be disputed. They are there for us, and we care for them. So if we see any ignorant bouncer manhandling or abusing anyone we step in firmly… ala, just ask the security in Belgium 1996..." Dengan's berdasar reputasi band kekerasan terjadi di depan mereka, John Lydon berkomentar, "Kami tidak pernah memiliki masalah dengan pendengar kita dan kita bermain beberapa tempat yang paling sulit di bumi, dengan orang banyak yang kekerasan potensial tidak dapat diperdebatkan. Mereka ada untuk kita , dan kita peduli untuk mereka,. Jadi jika kita melihat peduli apapun bouncer manhandling atau menyalahgunakan siapa pun yang kita langkah tegas ... ala hanya meminta keamanan di Belgia 1996 ... " Having played a unique Silver Jubilee celebration show in July 2002 at London's Crystal Palace Sports Centre, the band decided to follow it up in the States by headlining the 'KROQ Inland Invasion Festival'. Setelah memainkan Silver Jubilee acara perayaan yang unik pada bulan Juli 2002 di London's Crystal Palace Sports Centre, band ini memutuskan untuk mengikuti itu di Amerika oleh headlining 'KROQ Inland Invasion Festival'. Where they were supported by the likes of Offspring, Blink 182 and Bad Religion. Di mana mereka didukung oleh orang seperti Offspring, Blink 182 dan Bad Religion. It spoke volumes that the Sex Pistols would be headlining above such popular acts, while their British contemporaries such as The Damned and Buzzcocks were much further down the bill. Ini berbicara volume yang Sex Pistols akan headlining atas tindakan populer seperti, sementara sezamannya Inggris mereka seperti The Damned dan Buzzcocks jauh lebih bawah tagihan. By popular demand 2003 would see the Sex Pistols return again, this time for an eventful North American tour. Dengan permintaan populer 2003 akan melihat Sex Pistols kembali lagi, kali ini untuk tur Amerika Utara penuh peristiwa. By setting up the tour themselves without the interference or "support" of a record company, MTV or the music press, the Sex Pistols proved-yet again-if you want something done properly, do it yourself! Dengan mendirikan tur sendiri tanpa campur tangan atau "dukungan" dari sebuah perusahaan rekaman, MTV atau musik tekan, Sex Pistols terbukti-sekali lagi-jika Anda menginginkan sesuatu dilakukan dengan benar, melakukannya sendiri! Never scared to confront the real issues of the day, a planned trip to Baghdad to play for the Iraqi people (not troops) was also offered in 2003, only to see red-tape scupper the project. Jangan pernah takut untuk menghadapi masalah nyata hari, perjalanan yang direncanakan ke Baghdad untuk bermain untuk rakyat Irak (bukan tentara) juga ditawarkan pada tahun 2003, hanya untuk melihat merah-tape membunuh proyek. After years of being fashionably ignored by the Rock and Roll Hall of Shame the Pistols were forcibly inducted without their consent in 2006. Setelah bertahun-tahun yang modis diabaikan oleh Rock and Roll Hall of Shame Pistols secara paksa dilantik tanpa persetujuan mereka pada tahun 2006. The band sent a handwritten letter in their absence stating their (many) reasons for not attending. Band ini mengirimkan surat tulisan tangan tanpa kehadiran mereka menyatakan (banyak) mereka alasan untuk tidak hadir. They were no monkeys for anonymous record industry judges. Mereka ada monyet untuk hakim industri rekaman anonim. And they certainly weren't going to pay for the so-called privilege. Dan mereka pasti tidak akan membayar apa yang disebut hak istimewa. CongraDulations. CongraDulations. 2007 was the 30th Anniversary of 'Never Mind The Bollocks, Here's The Sex Pistols' . 2007 adalah HUT 30 'Never Mind The omong kosong, Berikut The Sex Pistols' . Anniversaries are meaningless. Peringatan tidak berarti. Never Mind The Bollocks is not. Pikiran tidak pernah omong kosong tidak. The album is just as powerful and fresh now as it was 30 years ago. Album ini sama kuat dan segar sekarang seperti yang 30 tahun yang lalu. It's an album that has inspired countless musicians and individuals worldwide since its original release in October 1977. Ini adalah album yang telah menginspirasi banyak musisi dan perorangan di seluruh dunia sejak rilis aslinya pada bulan Oktober 1977. And an album that will continue to inspire - forever. "We're the future. Your future…" Dan sebuah album yang akan terus menginspirasi -. Selamanya "Andalah. Masa depan Kami Masa depan Anda ..." The same year also saw the Sex Pistols return to the recording studio for the first time in nearly 30 years to re-record two of their best known tracks for use in the ' Guitar Hero III: Legends of Rock ' video game. Pada tahun yang sama juga melihat Sex Pistols kembali ke studio rekaman untuk pertama kalinya dalam hampir 30 tahun untuk merekam ulang dua lagu mereka yang paling dikenal untuk digunakan dalam ' Guitar Hero III: Legends of Rock 'permainan video. Unable to locate the original multi-track masters for 'Anarchy in the UK' & 'Pretty Vacant' - John Lydon (aka Rotten), Steve Jones (guitar) & Paul Cook (drums), along with original producer Chris Thomas - entered the studio in summer 2007 to re-record the tracks for use in the game. "Guitar Hero is a humorous look at the wonderful world of music, and I think it sits in very well with the Sex Pistols ethos." John Lydon commented. Tidak dapat menemukan multi-track master asli untuk 'Anarki di Inggris' & 'Pretty Vacant' - John Lydon (aka Rotten), Steve Jones (gitar) & Paul Cook (drum), bersama dengan produser asli Chris Thomas - memasuki studio pada musim panas 2007 untuk kembali merekam lagu untuk digunakan dalam permainan ". Guitar Hero" adalah lucu melihat indah dunia musik, dan saya pikir itu duduk dengan sangat baik dengan Sex Pistols etos. Lydon berkomentar John. It's perhaps unfortunate that we still need the Sex Pistols today. Itu mungkin disayangkan bahwa kita masih membutuhkan Sex Pistols hari ini. Apathy rules supreme. Apatisme aturan tertinggi. Music is bland and insignificant. Musik adalah hambar dan tidak berarti. It's the 70s all over again! Ini tahun 70-an lagi! One of the Pistols greatest achievements is they brought an alternative. Salah satu Pistols prestasi terbesar adalah mereka membawa alternatif. People didn't realize just how bad things were until the Sex Pistols showed them... Orang tidak menyadari betapa buruk hal-hal yang sampai Sex Pistols menunjukkan mereka ... The 2007 'Holidays in the Sun' and 2008 ' Combine Harvester Tour ' shows reminded them all over again. The '2007' Liburan di Matahari dan '2008 Combine Harvester Tour 'menunjukkan mengingatkan mereka lagi. We NEED the Sex Pistols... Kami PERLU Sex Pistols ...